Para Kepala Sekolah SLB di Kabupaten Kuningan Sepakat pembangunan Revitalisasi sesuai dengan Harapan dan Tepat Sasaran

CYBER POLKRIM

Kuningan CYBER POLKRIM  – Para kepala sekolah SLB yang berada di Kabupaten Kuningan Jawa barat diantaranya SLB Taruna Mandiri dengan kepala sekolah bernama Kokoy Kurnaeti, SLB Bina Insani Kalimanggis kulon , SLBN Perbatasan kepala sekolah Ani Sumartini, SLB C YPALB Perwari Ancaran kepala sekolahNurina Ayuningtyas SLB Kadugede kepala sekolah Popy Nuraini Rahman, SLB Luragung kepala sekolah Juaningsih, dan SLB Ar – Rahman Ade Supardi yang kini lagi melaksanakan pembangunan revitalisasi ,mereka berjanji akan melaksanakan kegiatan ini sesuai dengan aturan dan juknis yang ada serta tidak menyimpang. Karena menurut mereka ini adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan baik dan sesuai harapan. ” Ucapnya.

Hal itu menurut mereka supaya hasil dari pembangunan inisejalan dengan visi dan misi sekolah .apalagi kita ( kepala sekolah) memegang peranan penting dalam menyukseskan program revitalisasi yang digagas oleh kementrian pendidikan dasar dan menengah ( kemendikdasmen)

Dalam program yang dilaksanakan dengan skema swakelola ini, kepala sekolah bertanggung jawab penuh dalam merancang, membelanjakan, membangun, dan mempertanggungjawabkan anggaran secara transparan dan akuntabel.

Adapun  peran strategis kepala sekolah SLB dalam pembangunan revitalisasi: disini kita selalu melibatkan komite sekolah dan masyarakat, kepala sekolah bekerja sama dengan komite sekolah untuk melibatkan orang tua siswa dan masyarakat sekitar dalam pelaksanaan pembangunan.

Kepala sekolah berperan memotivasi masyarakat, termasuk orang tua siswa yang menganggur, untuk terlibat sebagai pekerja dalam pembangunan. Hal ini tidak hanya memberdayakan ekonomi lokal, tetapi juga menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap sekolah.

Kepala sekolah berperan memastikan revitalisasi menciptakan lingkungan belajar yang adaptif, inklusif, dan ramah disabilitas. Contohnya, Kepala SLBN Taruna Mandiri yang dipimpin oleh Kokoy Kurnaeti menyampaikan kebutuhan sekolah akan ruang pembelajaran khusus seperti Ruang Bina Diri dan Ruang Bina Wicara, yang kemudian dibangun dalam program revitalisasi. Dengan kepemimpinan yang kuat, kepala sekolah menjadi motor penggerak untuk meningkatkan mutu pendidikan, mengelola sumber daya, dan membangun tim kerja yang solid. Ini penting agar hasil revitalisasi dapat dioptimalkan untuk mendukung peningkatan kualitas layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).

Disini Kepala sekolah, dibantu oleh Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP), bertugas mengawasi seluruh proses pembangunan agar sesuai dengan rencana dan anggaran yang ada. Transparansi dalam pengelolaan dana menjadi prioritas dalam skema swakelola ini. Dengan demikian, kesuksesan program revitalisasi SLB sangat bergantung pada kepemimpinan dan pengelolaan yang efektif dari para kepala sekolah. Mereka adalah kunci untuk memastikan setiap tahapan pembangunan berjalan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi siswa, sekolah, dan masyarakat.” Ucap mereka ( kepala sekolah)

Sementara ditempat terpisah dikata bagian sarana prasarana ( sapras) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang bernama Yudi ,  dirinya berharap pembangunan revitalisasi ini semoga hasilnya nanti bisa membantu memberi keamanan dan kenyamanan siswa dalam belajar yang memang selama ini banyak ruang kelas yang memang sudah saatnya diperbaiki karena sudah lapuk dimakan usia, dalam revitalisasi SLB ini sekaligus untuk meningkatkan dan pemenuhan fasilitas fisik serta penunjang untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan berkualitas bagi siswa berkebutuhan khusus. Ini mencakup pembangunan ruang kelas, ruang administrasi, ruang keterampilan, dan infrastruktur pendukung lainnya yang aman dan nyaman, serta disesuaikan dengan kebutuhan khusus siswa, seperti ruang bina wicara.

Selain perbaikan pembangunan juga yang di prioritaskan dalam Pembangunan atau rehabilitasi gedung, seperti ruang kelas, ruang administrasi, dan kantin. Serta MCK .Penyediaan ruang pembelajaran khusus: Sesuai dengan kebutuhan spesifik siswa, contohnya ruang bina wicara untuk anak tunarungu. Penyediaan sarana dan prasarana pendukung: Peralatan seperti papan tulis interaktif, proyektor, dan komputer untuk mendukung metode pembelajaran yang lebih variatif dan inovatif. Serta mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif: Memastikan ruang kelas memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik untuk meningkatkan fokus siswa. Fokus pada aksesibilitas: Membangun bangunan dengan aksesibilitas yang mudah bagi siswa berkebutuhan khusus.  Termasuk pentingnya keamanan dan kenyamanan: Menekankan pentingnya keamanan dan kenyamanan dalam perencanaan bangunan SLB.

Diakhir ucapannya Yudi juga berharap semoga hasil dari pembangunan ini bisa benar benar dirasakan manfaatnya dan pembangunan sukses tanpa ekses.”ucapnya.

Lip TIM

 

أحدث أقدم

Terkini